Polda Jateng Ungkap Korban TPPO Capai 1.305 Orang
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Kepolisian Daerah atau Polda Jawa Tengah (Jateng) berhasil mengungkap 26 kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di wilayahnya dalam sepekan terakhir. Dari puluhan kasus tersebut, jumlah korban mencapai 1.305 orang.
BACA JUGA: Polda Jateng Ungkap TPPO di Pemalang Korban 447 Orang
Advertisement
Wakapolda Jateng, Brigjen Pol. Abiyoso Seno Aji, mengatakan ada 33 tersangka yang telah diamankan terdiri dari 10 orang masuk perusahaan dan 23 lainya perorangan.
Modus mereka mengumpulkan dan mengirimkan calon tenaga kerja anak buah kapal (ABK), pekerja rumah tangga (PRT), dan buruh ke luar negeri tanpa melalui prosedur yang telah ditentukan pemerintah.
“26 kasus ini adalah kegiatan intensif selama sepekan, dari 6 Juni sampai 12 Juni 2023. Peristiwanya tersebar di berbagai kabupaten/kota di Jateng. Ada Magelang, Demak, Jepara, Brebes, Semarang, Pemalang, Batang, Pati, Kebumen, Banyumas, Tegal, dan Banjarnegara,” kata Brigjen Pol. Abiyoso saat gelar perkara di Mapolda Jateng, Senin (12/6/2023).
Kasus TPPO ini, terang Wakapolda, telah memakan korban hingga 1.305 orang. Sebanyak 1.137 orang telah diberangkatkan ke laur negeri dan 168 orang lainya belum diberangkatkan.
“Motif semua sama. Mencari keuntungan dengan menjanjikan bekerja di luar negeri. Namun proses pemberangkatanya menyalahi aturan, visa dan paspor tidak sesuai, yaitu wisata bukan pekerja,” terangnya.
Wakapolda berharap masyarakat jangan mudah tergiur dengan tawaran bekerja di luar negeri. Mengingat, salah satu persyaratan adalah memiliki keterampilan.
“Di kasus ini, banyak yang belum mendapat pelatihan langsung berangkat ke tujuan. Begitu sampai, mereka tidak punya keterampilan yang dibutuhkan, sehingga ada yang bekerja tak sesuai janji,” ungkapnya.
Salah satu tersangka asal Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Joko, 39, berperan sebagai pelatih bahasa bagi masyarakat yang telah dijanjikan berangkat ke luar negeri. Kendati berperan, ia mengaku tak tahu bila terlibat dalam kasus TPPO.
“Saudara Edi yang menjanjikan berangkat ke luar negeri. Saya hanya melatih bahasa Inggris. Terus dijanjikan cashback Rp2 juta untuk satu orang yang berhasil berangkat. Tapi sampai sekarang belum dibayar,” akunya yang sudah terlibat sejak 2021.
Sekadar informasi, para tersangka terancam pasal UU 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO dan Pasal UU 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran, yakni dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun penjara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Selama Agustus Oktober, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta Terbtkan Belasan Ribu Paspor
- Badan Geologi Kementerian ESDM Mendorong Seluruh Kawasan Bentang Karst di Indonesia Dilindungi
- KAI Angkut 344 Juta Penumpang Periode Januari-Oktober 2024
- Kemenpar Usulkan Tambahan Dana Rp2,2 Triliun di 2025, Ini Tujuannya
- Tiga Tol Akses ke IKN Dibuka Fungsional Mulai 2025, Belum Dikenakan Tarif
- Khawatir Muncul Serangan Udara, Italia Tutup Sementara Kedubesnya di Ukraina
- Korupsi Dana Bantuan Kesehatan, Eks Kepala Puskesmas di Purbalingga Dihukum 1 Tahun Penjara
Advertisement
Advertisement